Rabu, 30 Mei 2018

Penyakit Marek pada Ayam

Penyakit Marek tidak pandang bulu. Ayam ras petelur maupun ayam ras pedaging diserang. Namun untuk kenal tanda-tanda penyakit Marek butuh jam terbang. Kerugian ekonomis yang disebabkan oleh penyakit Marek adalah : 1) Mortalitas/angka kematian tinggi (dapat mencapai 30% atau lebih); 2) Pengafkiran ayam lebih dini; 3) Produksi telur buruk; 4) Penampilan umum buruk dan 5) Biaya vaksinasi dan tenaga kerja.
Penyakit Marek menyerang organ dalam tubuh ayam. Penyebabnya adalah virus Marek. Ayam muda mati secara cepat dan angka kasusnya tinggi. Kini, yang menyerang adalah penyakit Marek bentuk ringan. Berbagai catatan lapangan menunjukkan ayam bisa terserang pada umur 4 minggu atau lebih. Paling banyak pada umur 12 14 minggu. Ayam yang terserang organ dalamnya secara akut (mendadak) sebagian besar depresi sebelum mati. Sebagian tanpa gejala tertentu. Gejala umum terserang Marek adalah : Kelumpuhan pada satu atau dua kaki atau sayap, ayam mengalami dehidrasi (kehilangan cairan tubuh) sehingga ayam menjadi kurus kering, Proventrikulus mengalami tumor, limpa, hati dan ginjal membesar, kepala yam bisa menggantung dan meluntir, tembolok melebar dan sulit bernafas, pucat, berat badan turun, tidak punya nafsu makan dan diare. Salah satu pembawa penyakit Marek dan penyakit lainnya pada ayam, seperti Salmonelosis, Cacar ayam, Koksidosis dan ND (Newcasle disease) yaitu hewan kumbang. Virus Marek yang betah pada lingkungan buruk, ‘dipelihara’ oleh kumbang dalam tubuhnya. Ketika dikonsumsi oleh ayam, kumbang membawa kuman penyakit ini. Dengan mudah bibit penyakit Marek pindah dari tubuh kumbang ke tubuh ayam. Marek pun menjalar. Munsulnya kumbang di peternakan, sangat mudah terjadi. Kumbang dewasa maupun larva (yang dikenal sebagai cacing penghancur tanaman) sangat menyukai pakan unggas, padi-padian dan biji-bijian yang basah, lembab, berjamur dan kondisinya buruk. Tempat yang disukai adalah litter yang kondisinya buruk, basah dan lembab sangat mudah menjadi sarang penyakit, ataupun vektor pembawa bibit penyakit seperti cacing, tungau, kutu caplak. Kumbang juga sangat suka bersembunyi pada celah-celah sempit antar ruas-ruas kayu kandang pemeliharaan kandang. Untuk mengatasi kumbang penyebar virus Marek dan kuman penyakit yang lain ini, peternak harus memperketat biosekuritas dan sanitasi/kebersihan lingkungan. Ada yang mencuci kandang dengan desinfektan pembunuh ektoparasit. Mereka juga membabat rumput sekitar kandang, karena bisa menjadi tempat ‘mangkal’ kumbang yang tak terduga. Kumbang suka makan sisa-sisa tanaman dan bahan oraganik lainnya. Dengan kata lain, para peternak harus menghilangkan atau membasmi kumbang dari kandangnya.
Cara pencegahan terhadap penyakit Marek dan penyakit lain, selain dengan menjaga kebersihan/sanitasi kandang dengan memperketat biosekuritas, juga dengan meningkatkan kekebalan tubuh ayam dengan melakukan vaksinasi Marek dan pemberian pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam secara lengkap. Viterna merupakan pakan tambahan yang sangat tepat bagi ayam, karena mengandung protein, vitamin dan mineral yang sangat berperan dalam menjaga kestabilan metabolisme tubuh ayam, sekaligus Viterna berperan dalam mempercepat pertumbuhan ayam sehingga produktivitas ayam dapat maksimal. Dosis pemberian Viterna adalah 1 tutup botol Viterna dicampurkan 10 liter air minum diberikan setiap hari untuk ayam pedaging, dan setiap 3 hari sekali untuk ayam petelur.

Selasa, 29 Mei 2018

Cara Membuat Hay

Beberapa teknologi pengolahan bahan pakan yang termasuk dalam proses pengawetan bisa diuraikan sebagai berikut yaitu:
·         Hay merupakan hijauan yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar dapat diberikan pada ternak sebagai pakan, terutama pada waktu kekurangan hijauan atau musim kemarau.
·         Pembuatan hay ini bertujuan untuk menyamakan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi.
·         Tujuan khusus pembuatan hay adalah agar tanaman hijauan  yaitu pada waktu panen yang berlebihan bisa kita disimpan dalam jangka waktu tertentu sehingga bisa mengatasi kesulitan dan masalah dalam memperoleh pakan hijauan pada musim kemarau.
·        
cara membuat hay

Syarat tanaman yang dibuat hay adalah bertekstur halus, dipanen pada awal musim berbunga serta dipanen dari area yang subur.

Ada dua cara membuat hay yang bisa dilakukan untuk pakan ternak yaitu :
1.      Dengan Hamparan. Dengan Hamparan yang merupakan metode sederhana, yang dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang telah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 – 30%  yang ditanda dengan warna kecoklat-coklatan.
2.      Metode Pod: Metode Pod dilakukan dengan memakai semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang sudah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diproses harus dipanen saat menjelang berbunga berkadar protein kasar (PK) tinggi, serat kasar (SK) dan memiliki kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan mengakibatkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
3.       Pengawet yang dipakai dalam cara membuat pembuatan Hay yaitu :
-          Garam dapur 1-2 % berfungsi untuk
-          Mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air
-          Mengontrol atau mengendalikan aktivitas mikroba.
-          Menekan  dan mengendalikan pertumbuhan jamur
-          Amonia cair berfungsi untuk
-          Mencegah timbulnya panas
-          Meningkatkan kecernaan hijauan
-          Memberikan tambahan Nitrogen
-           
Cara membuat hay adalah sebagai berikut :
1.      Hijauan dipotong denga mesin copper, setelah itu langsung dibawa ke tempat penjemuran.
2.      Hijauan tersebut disebar tipis dan setiap saat dibolak balikselama 1-2 jam.
3.      Usahakan pada penjemuran berlangsung singkat sehingga kadar air menjadi 15-20%.\
4.      Sesudah kering dikumpulkan dan dipres, diikat tali untuk memudahkan tempat penyimpanan.

Kriteria hay yang berkualitas baik yaitu :
1.      Berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2.      Daun yang rusak tidak banyak
3.      Bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4.      Tidak terlalu kering sebab akan mudah patah
Sumber : https://www.peternakankita.com/cara-membuat-hay-pakan-ternak/

Senin, 28 Mei 2018

MACAM MACAM JENIS AYAM KAMPUNG (BURAS)

MACAM MACAM JENIS AYAM KAMPUNG (BURAS)

Ayam buras atau ayam kampung ada juga yang menyebut ayam lokal atau ayam sayur. Di beberapa daerah pemberian nama ayam buras selain berdasarkan asal daerah ayam juga berdasarkan pada besar dan bentuknya. Beberapa jenis ayam buras di Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain : 

1.Ayam Kedu
Ayam kedu merupakan jenis ayam lokal yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri dibandingkan ayam lokal lainnya. Ayam kedu ini berasal dari daerah Karisidenan Kedu, Jawa Tengah tepatnya didaerah Temanggung dan sekitarnya. Ayam ini memiliki ukuran standar ayam biasa dengan jengger tunggal. Ayam kedu betina memiliki bobot sekitar 2-3 kg dan kedu jantan memiliki bobot 2-4 kg. Umur ayam kedu rata-rata 6-8 tahun. Ayam kedu akan mulai bertelur pada umur 138-195 hari. Produktivitas bertelur ayam kedu sekitar 124 butir per tahun (34%). Namun, dengan pemeliharaan intensif menggunakan kandang baterai, produktivitas dapat ditingkatkan. Ayam kedu termasuk ayam buras yang potensial dijadikan ayam petelur dan pedaging. Ayam kedu memiliki beberapa jenis, di antaranya kedu hitarn, kedu putih, dan kedu lurik atau blorok (campuran). Produktivitas kedu hitam lebih tinggi daripada produktivitas kedu putih atau campuran. Pada jenis kedu hitam ada yang dikenal sebagai ayam cemani, yaitu jenis ayam yang seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam, hingga daging, tulang, dan darahnya. Ayam cemani dengan kualitas seperti ini sangat langka dan banyak dijadikan ayam koleksi. Sementara jenis kedu hitam yang lain (bukan cemani) hanya memiliki warna hitam di bagian bulunya. Perbedaan mama kedu petelur dengan kedu dwifungsi adalah bobot badannya. Bobot betina kedu petelur sekitar 1,5 kg, sedangkan bobot betina kedu dwifungsi mencapai 2,5 kg. Sementara bobot jantan kedu petelur 2-2,5 kg, sedangkan bobot jantan kedu dwifungsi mencapai 3,5 kg. Kelebihan lain ayam kedu adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan baru serta tahan terhadap stres dan penyakit. Ayam cemani. Merupakan salah satu jenis ayam kedu yang seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam
2.   Ayam Pelung.
Jenis ayam ini berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa barat. Ayam Pelung sudah dikembangkan sebagai hobi sejak tahun 1930. Ayam ini berukuran besar dengan kaki yang sangat panjang, warna bulu beraneka ragam pada umumnya abu-abu sampai hitam. Pelung jantan sangat digemari oleh masyarakat karena dapat berkokok dengan mengeluarkan suara yang tinggi dan panjang. Ayam pelung dapat diarahkan sebagai jenis pedaging.
3.   Ayam Nunukan
Ayam ini merupakan jenis ayam buras yang potensial sebagai ayam petelur. Nama ayam ini berasal dari daerah tempat ditemukannya banyak jenis ayam ini, yaitu di Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Timur. Salah satu nama julukan untuk ayam nunukan adalah ayam cina karena ada yang berpendapat ayam ini berasal dari daratan Cina bagian selatan. Ciri ayam betina nunukan yang memiliki produktivitas bertelur yang baik adalah yang memiliki ekor panjang. Bobot betina nunukan dewasa mencapai 1,9 kg. Produktivitas bertelurnya mencapai 130 butir per tahun (sekitar 35%) dengan bobot telur rata-rata 50 gram per butir. Masa bertelurnya cukup lama, mencapai 3 tahun. Produktivitas ini bisa ditingkatkan dengan pemeliharaan yang intensif. Berbeda dengan betinanya, ayam nunukan jantan memiliki bulu sayap dan ekor yang pertumbuhannya tidak sempurna. Bulu ekornya sangat pendek dan tampak seperti dipotong. Ciri lain nunukan jantan adalah perawakannya cukup besar dengan bobot mencapai lebih dari 4 kg saat dewasa. Jengger dan pial nunukan jantan juga besar dan berwarna merah. Jenggernya tunggal bergerigi delapan dan runcing.
4.   Ayam Sentul
Ayam sentul merupakan ayam lokal yang berkembang di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ayam yang semula banyak dijadikan ayam aduan ini, sekarang dimanfaatkan sebagai ayam petelur atau pedaging. Penampilan fisik ayam sentul mirip dengan ayam bangkok. Bentuk jengger dan pialnya cukup besar dan lebar. Ada lima variteas ayam sentul berdasarkan warna bulunya, yaitu sentul emas, sentul debu, sentul jambe, sentul batu, dan sentul kelabu. Produksi bertelur ayam sentul sekitar 10-18 butir per periode dengan bobot setiap telur sekitar 43 gram. Fertilitas telur ayam sentul cukup tinggi, mencapai 80,4% dengan daya tetas hingga 78,2%.
5.   Ayam Merawang
Ayam merawang merupakan ayam lokal yang banyak terdapat di daerah Bangka Belitung. Meskipun merupakan ayam asli dari Cina, ayam merawang sudah dipelihara cukup lama oleh masyarakat Bangka Belitung sehingga menjadi aset dan unggas lokal unggulan. Ayam merawang memiliki warna bulu yang seragam, yaitu cokelat kemerahan hingga keemasan. Penampilannya mirip dengan ayam ras petelur Rhode Island Red. Ayam ini potensial sebagai ayam petelur. Daya tetas telurnya cukup tinggi, mencapai 86,4%. Ayam merawang. meskipun merupakan ayam asli dari Cina, saat ini sudah menjadi aset dan unggas lokal unggulan di daerah Bangka Belitung.
6.   Ayam Ketawa
Ayam Ketawa berasal dari Kabupaten Sidrap , Sulawesi Selatan. Ayam Ketawa dikenal masyarakat Sulawesi Selatan dengan sebutan Ma’nu ga’ga yang berarti gagap. Ayam Ketawa memiliki suara kokok seperti suara tertawa manusia. Ayam Ketawa pada awal domestikasi hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan Keraton Bugis (Roiz, 2011). Rataan bobot badan jantan dan betina ayam Ketawa pada umur lima bulan sekitar 825 dan 765 g (Krista, 1996). Ciri – ciri ayam Ketawa yang baik, yaitu saat berdiri tubuh tegak atau membusungkan dada dan ukuran proporsional antara tinggi badan, lingkar badan, panjang badan dan panjang kaki. Ciri fisik sangat mempengaruhi kualitas suara dan dapat dijadikan indikasi penduga kualitas kokok ayam Ketawa saat berada di arena.
7.   Ayam Sumatra 
Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatra Barat. Penampilan perawakannya tegap, gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam. Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg.
8.   Ayam Bekisar 
Ayam bekiras merupakan salah satu ayam buras asli Indonesia yang berkembang di daerah Pulau Kangean, Sumenep Madura, Jawa Timur. Menurut Wikipedia ayam buras merupakan hasil persilangan antaran ayam hutan hijau jantan (Gallus varius) dengan betina ayam kampung (Gallus gallus domesticus). Hasil persilangan tersebut menampilkan warna bulu pada betina ayam kampung, sedangkan postur tubuh, sifat dan suara dari pejantan ayam hutan hijau. Berdasarkan Tipenya ayam berkisar terdiri dari 3 macam, yaitu Gallus aenus (berjengger dengan gerigi 8 kecil), Gallus temmiinckii (jengger bergerigi 6), dan Gallus violaceus (jengger bergerigi bagus). Ayam bekisar termasuk salah satu ayam hias yang menampilkan suara berkokok yang khas.
9.   Ayam Kate 
Ayam Kate merupakan ayam buras yang mempunyai potensi dapat dikembangkan sebagai komoditi komersial. Ayam kate mempunyai bentuk yang mini dan ayam ini di klaim sebagai ayam dengan ras terkecil di dunia, dan oleh sebab itulah maka ayam kate ini menjadi ayam yang unik. Ayam kate banyak di pelihara buka untuk di ambil dagingnya melainkan untuk nilai keindahan atau kepuasan, karena ayam ini tergholong sebagi ayam yang lucu, baik saat berkokok maupun saat berjalan. Pemeliharaan ayam kate pada umunya sama dengan ayam lainnya.
10. Ayam Tukong 
Ayam Tukong adalah sejenis ayam kampung yang berkembang di daerah-daerah pedalaman Kalimantan Barat. Bentuk tubuh, warna bulu, bentuk telur dan jenis pakan yang dimakan oleh ayam Tukong tidak berbeda jauh dengan ayam kampung biasa, perbedaan fisik yang utama adalah tidak terdapat tungging/pangkal ekor atau ”brutu” yang biasanya terdapat di bagian ujung tulang belakang ayam kampung. Tidak terdapatnya pangkal ekor menyebabkan ayam Tukong tidak mempunyai bulu ekor, bagian yang biasa ditumbuhi bulu ekor yang besar dan panjang (Plumae) hanya ditumbuhi bulu seperti bulu badan. Dengan demikian secara eksterior ayam Tukong mirip burung puyuh dengan tubuh sebesar ayam kampung dan terdapat jengger bentuk bunga (Pea) kecil dikepalanya. Warna bulu ayam Tukong bervariasi mulai dari warna hitam kehijauan, hitam kemerahan, hitam kebiruan, coklat bahkan juga ada yang berwarna putih.

Minggu, 27 Mei 2018

Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Provinsi

Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Provinsi

No
Provinsi
Nama Kelembagaan
Peraturan
No Peraturan
Tanggal Pembentukan
Alamat Kanktor
No Telp/Fax
Email
Website
Nama Pimpinan
No HP

1
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh
PERGUB
Pergub. Aceh No 126 Tahun 2016
29/12/2016
Jl. T. Panglima Nyak Makam No. 24 Banda Aceh 23125
seksipenyuluhan.aceh@gmail.com
pertanian.acehprov.go.id
A. Hanan, SP, MM

2
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No.38 tahun 2016
27/7/2009
Jln. Jendral Besar Abdul Haris Nasution No.06. Gedung Johor. Medan
distan_propsu@yahoo.com
Muhammad Azhar, SP.MM

3
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
PERGUB
No.78 Tahun 2016
30/12/2016
Jl. Padang - Indarung Km. 8 Bandar Buat Padang
infor@diperta.sumbarprov.go.id
diperta-sumbarprov.go.id
Ir. Candra, M.Si.

4
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
PERGUB
Pergub No. 71 Tahun 2017
5/12/2016
Jl. Subrantas No. 4 - Pekanbaru. Jl. Kaharuddin NAsution No. 339
Ir. H. FERRY HC ERNAPUTRA, M. Si

5
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan
PERDA
No. 7 Tahun 2010
31/12/2010
Jln. Lingkar Barat I Km. 12 No. 78, Kota Baru, Jambi
disnakjambi@Pertanian.go.id
www.disnakkeswan.jambiprov.go.id
Ir. Akhmad Maushul

6
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No. 14 Tahun 2016
4/11/2016
Jl. Kapten Tendean No. 1058
PenyuluhanPTPHSS@gmail.com
Erwin Noorwibowo,STP

7
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu
PERGUB
No. 57 Tahun 2016
21/12/2016
Jl. Pembangunan Nomor 19 Padang Harapan. Bengkulu
distan@bengkuluprov.go.id
distan.bengkuluprov.go.id
Ir. RASMAWAN. M.Si

8
UPTD PENYULUHAN PERTANIAN
PERGUB
No.3 Tahun 2017
1/2/2017
Jl. ZA. PAGAR ALAM NO. 1 RAJABASA BANDAR LAMPUNG
uptd.penyuluhan.prov.lampung@gmail.com
Ir. MARIA JOJOR RN, MTA

9
Dinas Pertanian
PERDA
28/6/2010
Kompleks Perkantoran & Pemukiman Terpadu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,Jl. Pulau Pongok Air Itam Pangkapinang (33418)
penyuluprovbabel@gmail.com
Ir. H. Toni HA Batubara, SE., MT

10
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan
PERDA
No. 5 Tahun 2011
5/8/2011
Kompleks Perkantoran Pemerintah Prov. Kep. Riau Gedung B2 Lantai 2, Pulau Dompak-Tanjungpinang, Kepulauan Riau
bidang.kelembagaanpenyuluhanpn@gmail.com
Drs. Ahmad Izhar

11
Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian
PERDA
2016
/12/2016
Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat
bkpdki@gmail.com
dkpjakarta.web.id
Ir. Darjamuni M.Si

12
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERGUB
19/2/2017
Jl. Surapati No 71 Kota Bandung
uptd.bapusluhtan@gmail.com
distan.jabarprov.go.id
Ir. Hendi Jatnika,MM

13
Dinas Pertanian dan Perkebunan
PERGUB
No. 76 Tahun 2016
15/12/2016
Jl. Jend. Gatot Subroto, Komplek Tarubudaya, Ungaran, Kab. Semarang
distanbun@jatengprov.go.id
distanbun.jatengprov.go.id
Ir. Yuni Astuti, M.A.

14
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian
PERDA
No. 7 Tahun 2008
15/8/2008
Jl. Gondosuli No.6 Yogyakarta
penyuluhanbkppdiy@gmail.com
www.bkppjogjaprov.go.id
Ir.Arofa Noor Indriani,M.Si

15
Badan Koordinasi Penyuluhan
PERDA
No. 15 Tahun 2012
29/12/2012
d/a. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Jl. Gayung Kebonsari No. 173 Surabaya
bakorluhjatim@yahooo.co.id
bkp.jatimprov.go.id
DR. Ardo Sahak,SE. MM

16
Dinas Pertanian Provinsi Banten
PERDA
No. 8 Tahun 2016
8/10/2016
Jl. Syech Nawawi Albatani, Palima. Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B),Serang - Banten,
Ir.H. Agus M.Tauchid S, M.Si

17
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali
PERGUB
No. 105 Tahun 2016
20/12/2016
Jl. WR. Supratman No.71 - Denpasar
bakorluhprovbali@yahoo.co.id
distanprovinsibali.com
Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si

18
Balai Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan Perkebunan
PERGUB
No. 53 Tahun 2016
23/12/2016
Jalan Raya Peninjauan No 13 Narmada
balaipenyuluhan.ntb@gmail.com
www.bakorluh.ntbprov.go.id
H. Hendro Yulistiono, SP.,MSi.

19
Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur
PERDA
43
26/8/2009
Jl. Polisi Militer No. 7, Kupang
yaya.rara12@gmail.com
IR. YOHANIS TAY, MM

20
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No.8 Tahun 2016
13/12/2016
Jl. Alianyang No.17, Sungai Bangkong, Pontianak Kota, Kalimantan Barat
penyuluhankalbar@gmail.com
http://distan.kalbarprov.go.id
Heronimus Hero, SP. M.Si

21
Dinas Tanaman Pangan, Hortikuktura dan Peternakan
PERDA
No. 4 Tahun 2012
15/2/2012
Jl. Willem AS No.5, Palangka Raya
bidluhtankalteng@gmail.com
Ir. Sutrisno

22
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No. 11 Tahun 2016
19/10/2016
Jl. Panglima Sudirman No. 5 Kotak Pos 29 Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
luh.bid.ppluh.distantph@gmail.com
http://distantph.kalselprov.go.id/
Ir.H. FATHURRAHMAN

23
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No.9 tahun 2016
24/12/2008
Jl. Basuki Rahmat No.06
diperta_kt@yahoo.co.id
-
Dr. Ir. H. Ibrahim, MP

24
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
PERDA
No. 5 Tahun 2016
3/10/2016
Jl. Durian RT. 96 Tanjung Selor 77212 Kalimantan Utara
email Dinas : distanhutkaltara@gmail.com, Email Bidang : penyuluhankaltara@gmail
AM. SANTIAJI PANANRANGI, S.IP, M.Si

25
Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara
PERDA
22/12/2016
Komp. Pertanian Kalasey, PO Box 1263, Manado
eirene_mp@yahoo.com
Ir.Novly Wowiling,MS

26
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERDA
No. 08 Tahun 2016
1/11/2016
Jl. RA. Kartini No.80, Palu
penyuluhan_sulteng@yahoo.com
Ir. Trie Iriany Lamakampali,MM

27
Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura
PERGUB
No. 79 Tahun 2016
14/12/2016
Jl. DR. Ratulangi No.47A -Makassar
ashari-091069@yahoo.co.id (Harzanto,SP - P2K)
bakorluh-sulsel.id
Ir. H. Fitriani, MP

28
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara
PERDA
13 Tahun 2016
29/12/2016
Jl. Pertanian No. 3
distanaksultra@gmail.com
Ir. H.Muhammad Nasir, MS

29
Badan Koordinasi Penyuluhan
PERDA
No. 7 Tahun 2009
2/9/2009
Jl. Taman Pendidikan No.40, Kec. Toto Utara Kab. Bone Bolango
bakorluh.prov.gtlo@gmail.com
http://bakorluh.gorontaloprov.go.id
Dr. Alwaris Nggole

30
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat
PERDA
1
-//2016
Jl.K.H.Abdul Malik Pattana Endeng Komp.Kantor Gubernur Rangas Mamuju, 91511
bidpenyuluhanprovsulbar@gmail.com
Ir. H. Tanawali, M.AP

31
Dinas Pertanian
PERDA
Nomor 6 Tahun 2016
7/12/2016
Jl. W. R. Soepratman Tanah Tinggi Ambon

www.malukuprov.go.id
Ir. Diana Padang, M.Si

32
Dinas Pertanian
PERDA
Nomor 5 Tahun 2016
20/12/2016
Kompleks Pertanian Kusu Jl. Trans Halmahera, Sofifi
penyuluhan.distanprovmalut@gmail.com
Ir. Idham Umasangadji

33
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan
PERDA
25/2/2016
Jl. Brigjend (PURN) Abraham O. Atururi. Kompleks Perkatoran Arfai Manokwari Papua Barat
marthenmofubakorluh@gmail.com
Yacob S. Fonataba, SP.M.Si

34
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua
PERDA
13
5/3/2013
Kantor-Kantor Dinas Otonom Gedung B Lantai 3 Jl. Raya Kotaraja-Abepura Jayapura
penyuluhanpapua@gmail.com
Ir. Semuel Siriwa, M.Si



Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP, Kementerian Pertanian